BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kegiatan
penelitian merupakan sarana ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil-hasil yang
dicapai dan berguna bagi kehidupan manusia dimulai dari kegiatan penelitian
bahkan menjadi tradisi yang berlaku dalam pergaulan masyarakat ilmiah.
Pengetahuan dan teknologi diperoleh saat ini dipastikan melalui kegiatan
penelitian termasuk ilmu-ilmu social, pendidikan, pertanian, serta ilmu hukum.
Dalam
memulai penelitian, seorang peneliti harus mentukan objek penelitian. Penentuan
ini harus dipikirkan secara matang agar simpulan dari penelitian dapat tercapai
dengan baik. Segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian
ini disebut sebagai variabel penelitian.
Selain
itu, variabel-variabel yang telah didefinisikan perlu diklasifikasikan, sesuai
dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu
untuk penentuan alat pengambilan data apa yang akan digunakan dan metode
analisis mana yang sesuai untuk diterapkan.
|
B. Rumusan Masalah
Masalah
yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Apa
pengertian variabel?
2. Apa
saja Klasifikasi variabel?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Variabel
. Variabel merupakan suatu istilah yang
berasal dari kata vary dan able yang berarti “berubah” dan “dapat”.
Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap variabel dapat
diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah.(Mhila: 2012). Menurut Soegeng dalam Tahir
(2011:31) variable adalah suatu rancangan yang memiliki variasi nilai,
kategori, atau atribut
Secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi”
antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain. Misalnya
tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja,
merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna
merupakan atribut-atribut dari obyek.
Menurut Kerlinger bahwa variabel adalah konstrak (constructs)
atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan,
pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja,
dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different
values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. (mhila:
2012)
|
B.
Klasifikasi Variabel Penelitian
Variabel dapat diklasifikasikan menggunakan beberapa cara
penggolongan, yaitu: berdasarkan sifat, skala, Berdasarkan alat ukur pengumpulan
datanya, dan hubungan antara varabel yang satu dengan yang lainnya.
1. Berdasarkan
Sifat
Menurut sifatnya, variabel dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
:
a. Variabel Kategori
variabel
yang dapat diklasifikasi secara pilah (mutually exclusive). Beberapa
variabel yang memiliki sifat kategoris antara lain : Jenis kelamin (laki-laki,
perempuan), status perkawinan (belum, menikah, janda/duda), warna kulit (putih,
hitam, sawo matang), suku (Jawa, Sunda, Batak, Bali, lainnya), dan sebagainya.
b. Variabel Diskrit
variabel
yang dikumpulkan datanya dengan cara membilang atau mencacah. Sebagai hasil
proses membilang, maka data diskrit mempunyai satuan ukuran yang utuh, sehingga
tidak memungkinkan data berupa pecahan. Contohnya, jumlah anak, jumlah
penduduk, usia, jumlah murid, jumlah sekolah, jumlah propinsi, dan sebagainya.
c. Variabel kontinum
variabel
yang datanya terdapat dalam suatu kontinum karena diperoleh dari proses
mengukur. Misalnya, data variabel berat badan diperoleh dari hasil pengukuran,
misalnya 10 kg. hasil pengukuran tersebut pada dasarnya berada dalam suatu kontinum,
mungkin 9,98 kg atau 10,15 kg. data dari variabel kontinum memungkinkan
berbentuk pecahan, karena hasil pengukuran berada dalam sebuah kontinum.
(mhila:2012)
2.
Berdasarkan skalanya
Menurut
skalanya, variabel dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Variabel Nominal
variabel yang tingkat skalanya hanya memilah.
Perbedaan nilai variabel tidak mempunyai makna apapun selain untuk keperluan
memberikan tanda atau label. Perbedaan nilai tidak mempunyai sifat dapat
diurutkan berdasarkan suatu nilai tertentu karena sifat skalanya yang nominal.
Misalnya, dalam suatu penelitian, variabel jenis kelamin diambil datanya dengan
memberikan skor 1 (satu) untuk responden laki-laki dan skor 0 (nol) untuk
perempuan. Meskipun skornya lebih besar, tidak berarti bahwa laki-laki memiliki
nilai yang lebih tinggi daripada perempuan. Perbedaan skor tersebut hanya untuk
pemberian tanda semata.
b. Variabel Ordinal
variabel
yang peneraan skornya dimaksudkan untuk mengurutkan berdasarkan nilai yang
dimiliki objek dalam variabel yang diukur. Oleh karenanya sebuah objek yang
mempunyai skor lebih tinggi dari yang lain dapat dikatakan memiliki nilai yang
lebih daripada objek lain dalam variabel yang diukur. Siswa yang memperoleh
nilai 95 dalam tes prestasi belajar lebih pandai daripada siswa yang memperoleh
nilai 80. Termasuk dalam variabel yang mempunyai skala ordinal adalah
kecerdasan, prestasi belajar, kreativitas, kemampuan penyesuaian diri dan
sebagainya.
c. Variabel interval
variabel yang mempunyai skala dengan interval
yang sama. Oleh karena mempunyai interval yang sama maka data-data dengan skala
interval dapat dijumlahkan. Misalnya, data variabel suhu. Sebuah benda dengan
suhu 60oC bila ditambahkan 40oC maka akan menjadi benda
dengan suhu 100oC. Hal itu dapat dilakukan karena suhu merupakan
variabel dengan skala interval.
d. Variabel Rasio
variabel
yang mempunyai skala tingkat tertinggi. Atau sama dengan skala interval, hanya
dia mempunyai angka Nol mutlak. Di dalam skala ini jarang digunakan pada
penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial. Tetapi paling banyak terjadi dalam
penelitian di bidang ilmu-ilmu eksak. Nol mutlak artinya tidak punya sama
sekali, kalau panjang besi diukur dari Nol, artinya dimulai dari titik awal
dari besi, karena titik dianggap tidak punya panjang.
(mhila:2012)
3. Berdasarkan
alat ukur pengumpulan datanya
Menurut
alat ukur pengumpulan datanya variabel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Variabel faktual
variabel
yang alat ukurnya tidak perlu dibakukan karena kesalahan data bukan merupakan
kesalahan alat ukurnya. Misalnya bila responden tidak jujur mengisi data
tentang variabel usia maka kesalahan tidak terletak pada alat ukurnya. Termasuk
dalam variabel faktual adalah agama, jenis kelamin, usia, pendidikan,
pekerjaan, asal daerah, dan asal sekolah.
b. Variabel konsep
variabel
yang alat ukur pengumpulan datanya harus terlebih dahulu dibakukan sebelum
digunakan untuk pengumpulan data. Hal itu disebabkan karena ada kemungkinan
kesalahan data disebabkan oleh alat ukur yang salah konsep. Misalnya, data
motivasi belajar dapat menjadi salah karena butir-butir pertanyaan atau pernyataan
tidak mengukur apa yang semestinya diukur (tidak valid) atau tidak memberikan
hasil konsisten (tidak reliabel). Termasuk variabel konsep yaitu prestasi
belajar, minat belajar, dan sikap tehadap mata pelajaran matematika.
(mhila:2012)
4. Menurut
hubungan antara satu variable dengan variable yang lain
a. Variabel Independen (variabel bebas)
variabel ini sering disebut sebagai
variabel stimulus atau masukan, di lakukan oleh seseorang dalam lingkungannya
yang dapat mempengaruhi perilaku hasil. Variabel bebas adalah variabel yang
menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu faktor – faktor yang di ukur,
dimanipulasi, atau oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang
di observasi atau diamati. Jika seseorang peneliti mengkaji hubungan antara dua
variabel, misalnya variabel untuk belajar (A) dan prestasi belajarnya yang di
capai oleh pembelajar (B), maka pertanyaan atau masalah yang akan di ajukan”
bagaimanakah prestasi belajar yang di capai apabila waktu yang di pakai untuk
belajar lebih banyak atau sedikit?”. Berdasarkan rumus penelitian tersebut di
atas, banyak atau sedkitnya waktu belajar yang di pakai oleh pembelajar
diidentifikasi sebagai variabel terikat. Variabel bebas ini merupakan
suatu kondisi yang mendahului, yaitu suatu keadaan yang di perlukan sebelum
hasil yang diinginkan terjadi.
b. Variabel Dependen (variabel terikat)
Merupakan variabel yang diakibatkan
atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Makna variabel tergantung dalam
penelitian ini di mana variabel tersebut tergantung oleh satu atau pun
banyak variabel yang ada. Contohnya “prestasi hasil belajar” variabel
tergantungnya adalah “metode mengajar”, atau bisa juga “tingkat kecerdasan”. Di
samping itu, sesungguhnya masih banyak lagi variabel yang dapat mempengaruhi
“prestasi hasil belajar”.
c. Variabel Moderator
Variable yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variable independen dengan
dependen. Variable ini sering juga disebut sebagai variable independen ke dua.
Hubungan perilaku suami dan istri akan semakin baik klau mempunyai anak, dan
akan semakin renggang kalau ada pihak ketiga ikut mencampuri. Disini anak
menjadi pihak ketiga sebagai variable moderator yang memperlemah hubungan.
d. Intervening Variable (variable
antara)
variabel ini merupakan variabel yang
perlu memperoleh perhatian, sebab dalam variabel ini ada unsur-unsur yang ikut
campur tangan dalam hubungannya dengan variabel yang sedang diteliti. Adanya
variabel “Intervening” akan dapat diduga bila dalam hubungan antara
variabel yang sedang diteliti tidak memperlihatkan pola yang sama pada
kesempatan atau lokasi yang berlainan. Misalnya, kerajinan murid dengan
prestasi hasil belajarnya, sedang variabel Interveningnya antara lain
kesehatan, keadaan rumah tangga siswa, beban keluarga siswa. Pada contoh
berikut dikemukakan bahwa tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara
tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendekna umur). Dalam hal ini
ada variable antaranya, yaitu yang berupa gaya hidup seseorang. Antara variable
penghasilan dengan gaya hidup, terdapat variable moderator, yaitu budaya
lingkungan tempat tinggal.
e. Variabel Kontrol
Variabel control adalah variabel
yang dikendalikan sehingga pengaruh variabel independent terhadap dependent
tidak di pengaruhi oleh faktor luar yang tidak di teliti. Variable ini perlu
dokontrol, dipertahankan tetap , atau diacak sedemikian rupa sehingga
pengaruhnya dinetralisir, dikeluarkan, atau disamakan bagi semua kondisi. Variabel
ini sering di gunakan peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan.
(sugiyono,2012:64)
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan penelitian atau suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel-variabel yang telah didefinisikan perlu
diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian.
Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambilan data apa yang
akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan. Variabel dapat diklasifikasikan
menggunakan beberapa cara penggolongan, yaitu: berdasarkan sifat, berdasarkan skala,
berdasarkan alat ukur pengumpul datanya, dan berdasarkan hubungan antara
varabel yang satu dengan yang lainnya.
B.
Saran
Semoga
makalah ini bermanfaat untuk memperkaya dan memperluas wawasan keilmuan
kita sebagai pembaca yang haus akan ilmu pendidikan. Marilah kita menjadikan
diri yang kaya akan pendidikan agar menjadi insan-insan yang terdidik,berbudi
pekerti yang baik serta dan bermoral yang berpegang teguh pada agama
masing-masing.
|
DAFTRA
PUSTAKA
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan (Mixed Methods).Jakarta:Alfabeta
Tahir,Muh.2011.Metodologi
Penelitian Pendidikan.Makassar:Universitas Muhammadiyah Makassar
Syifamilha.2012.http://syifamilha.blogspot.com/2012/04/variabel-dalam-penelitian.html
7 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar