TUJUAN, FUNGSI, DAN
MANFAAT PKR
tujuan pkr, fungsi pkr, manfaat pkr, prinsip pkr
Tujuan, Fungsi, Dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap Dapat dikaji dari empat aspek sebagai berikut;
Tujuan, Fungsi, Dan Manfaat Pembelajaran Kelas Rangkap Dapat dikaji dari empat aspek sebagai berikut;
1. Kuantiti dan Ekuiti
Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, PKR
memungkinkan kita untuk memenuhi asas kuantiti(jumlah) dan ekutiti(pemerataan).
Dengan jumlah guru yang kita miliki saat ini, kita dapat memberikan pelayanan
pendidikan dan pengajaran yang lebih luas dan mencakup jumlah murid yang lebih
besar jumlahnya, disamping itu kita mampu memberikan layanan yang lebih merata.
2. Paedagogis
Sudah seringkali bahwa pendidikan kita dikritik
sebagai system yang belum mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja yang mandiri.
Lulusan kita dinilai kurang kreatif, bahkan cenderung pasif dan mudah menyerah.
Pengalaman sejumlah negara yang mempraktikkan PKR menunjukkan bahwa, strategi
ini mampu meningkatkan kemandirian murid. Apabila Anda mempelajari lebih lanjut
pembahasan unit-unit dalam PKR, maka Anda akan menyimak bahwa seorang guru
dalam PKR akan berusaha agar murid aktif dan mandiri.
3. Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat
mendirikan SD di lokasi yang mudah dijangkau oleh anak. Dengan demikian kekawatiran
orang tua terhadap keselamatan anaknya berkurang. Mengunjungi SD yang jauh
dapat menyebabkan anak terlambat masuk sekolah, meningkatnya pengulangan kelas
atau putus sekolah. Bahkan mungkin saja terjadi kecelakaan pada saat murid
pergi atau pulang sekolah.
4. Ekonomis
PKR memungkinkan pemerintah dan masyarakat dapat
mengurangi biaya pendidikan. Betapa tidak, dengan seorang guru atau beberapa
guru saja prosespembelajaran dapat berlangsung. Demikian juga dengan satu ruang
atau beberapa ruang kelas, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung. Jadi
secara ekonomis biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat
akan lebih kecil. Oleh karena itu, dengan jumlah dana pendidikan yang sama,
perluasan pelayanan pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah yang sulit,
kecil, dan terpencil sekalipun.
D. PRINSIP-PRINSIP YANG
MENDASARI PKR
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), merupakan
salah satu bentuk pembelajaran yang perlu dikuasai oleh guru SD. Sebagai salah
satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran secara
umum, seperti bentuk-bentuk pembelajaran yang lain.
Pembelajaran mengandung makna yang berbeda dari
kegiatan belajar- mengajar. Pada kegiatan belajar-mengajar, mengandung makna
ada guru yang memungkinkan terjadinya belajar. Sedangkan pada pembelajaran,
kegiatan belajar dapat terjadi dengan atau tanpa guru. Artinya, murid dapat
belajar dalam berbagai situasi tanpa tergantung pada guru. Misalnya, murid
dapat belajar dari buku, berdiskusi dengan teman atau mengamati sesuatu. Tetapi
perlu diingat bahwa dalam pembelajaran peran guru sangat penting, misalnya pada
awal, saat kegiatan, atau akhir kegiatan.
Disamping prinsip-prinsip pembelajaran secara
umum, PKR mempunyai prinsip khusus sebagai berikut:
1. Keserempakan Kegiatan
Pembelajaran
Dalam PKR guru menghadapi dua kelas atau lebih
pada waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan
belajar mengajar terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi
secara serempak itu harus bermakna, artinya kegiatan tersebut mempunyai tujuan
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum atau kebutuhan murid dan dikelola dengan
benar. Dengan demikian, jika ada kegiatan yang dikerjakan murid hanya untuk
mengisi kekosongan saja , maka bukan PKR yang diharapkan.
2. Kadar Waktu Keaktifan
Akademik (WKA) tinggi.
Selama PKR berlangsung, murid aktif menghayati
pengalaman belajar yang bermakna. PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya
WKA yang hilang karena guru tidak terampil mengelola kelas. Misalnya, waktu
tunggu yang lama, pembentukan kelompok yang lamban, atau pindah kelas yang
memakan waktu. Makin banyak waktu yang terbuang, maka makin rendah kadar WKA.
Namun perlu Anda ingat, bahwa WKA tinggi tidak selalu berkadar tinggi. Kualitas
pengalaman belajar yang dihayati murid sangat menentukan WKA. Kualitas dan
lamanya kegiatan berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar WKA.
3. Kontak Psikologis guru
dan murid yang berkelanjutan
Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan
berbagai cara agar semua murid merasa mendapat perhatian dari guru secara
terus-menerus. Agar mampu melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai
teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan dan kemudian
mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu berada bersama mereka, bukan pekerjaan
yang mudah. Guru harus mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan
pengelolaan yang tepat. Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung
berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas,
atau mengajukan pertanyaan. Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang berkaitan
dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang optimal. Misalnya,
menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk, memberi petunjuk
yang jelas atau menegur murid.
4. Pemanfaatan Sumber
Secara Efisien
Sumber dapat berupa peralatan/sarana, orang dan
waktu. Agar terjadi WKA yang tinggi, semua jenis sumber harus dimanfaatkan
secara efisien. Lingkungan, barang bekas, dan segala peralatan yang ada di
sekolah dapat dimanfaatkan oleh guru PKR. Demikian dengan orang dan waktu.
Murid yang pandai dapat dimanfaatkan sebagai tutor. Waktu harus dikelola dengan
cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi.
Disamping keempat prinsip yang telah disebutkan,
masih ada satu prinsip lagi yang perlu dikuasai guru PKR, yaitu membiasakan
murid untuk mandiri. Apabila guru mampu menerapkan keempat prinsip di atas,
maka murid akan terbiasa mandiri. Kemampuan murid untuk belajar mandiri akan
memungkinkan guru PKR mengelola pembelajaran secara lebih baik sehingga kadar
WKA menjadi semakin tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar